Kesempatan datang hanya satu kali
Di sebuah desa dipinggir sungai, hiduplah dua orang miskin pemuda
bernama Rizal dan Dinbebe. Keduanya bertetangga, dan sama-sama tinggal
di gubuk yang sangat sederhana. Keduanya juga punya profesi yang sama,
yaiyu sebagai tukang perahu.
Suatu hari, ketika sedang menunggu pelanggan dari dalam perahunya,
Dinbebe melihat seorang kakek tua yang berdiri di pinggir sungai dengan
wajah bingung. Dinbeb yang baik hati langsung merasa kasihan dan
mendekati kakek tua .
“Ada yang bisa saya bantu, kek?” sapanya ramah. Dengan suara gemetar
kakek tua menjawab, “ya, Anak muda. Aku ingin menyebrang sungai, tapi
aku gak punya uang untuk menyewa perahu.”
Wajah Kakek Tua itu tampak sangat memelas. Pakainnya kumal, penuh
tambalan di sana sini. Sebuah syal warna hijau tua yang sudah mulai
memudar melingkar dilehernya.
“Kakek bisa naek perahu saya. Kakek tidak perlu membayar!” Kata Dinbeb dengan tulus.
Sang Kakek Tua mengucapkan terima kasih, dan cepat-cepat naik ke atas
perahu. Sementara Dinbebe sibuk mengayuh perahunya, Kakek Tua itu
mengajaknya bicara.
“Anak Muda, Apakah kau mau sekotak berlian?”
Dinbebe tidak menanggapi pertanyaan si Kakek Tua itu dengan serius. Ia
mengira Kakek Tua itu sedang bercanda. Tidak mungkin kakek yang miskin
ini benar-benar menawarinya sekotak berlian. Klaupu benar, tidak mungkin
barang semewah itu diberikan begitu saja padanya! Dinbebe tidak percaya
kalau dirinya seberuntung itu.
“Ah, saya tidak perlu berlian sebanyak itu Kek…” sahutnya mengelak.
Si Kakkek Tua hanya mengangguk-ngangguk. Tak eram lama, sampailah di
tempat tujuan. Kakek Tua itu sekali lagi mengucapkan terimakasih,
kemudian pergi meninggalkan Dinbebe.
Enam bulan kemudian, penggalan kejadian tersebut sudah hampir menguap
dari ingatan Dinbebe. Pagi itu, seperti biasa Dinbebe hendak berangkat
bekerja ketika ia bertemu dengan tetangganya, Rizal.
“Hai, Rizal! Kau tidak berangkat ke sungai pagi ini"
“Tidak, Dinbebe! Hari ini aku akan pindah ke kota. Aku sudah cukup
banyak uang untuk mebeli rumah disana. Mulai hari ini, aku tidak perlu
bekerja sebagai tukang perahu lagi. Aku aka menjadi seorang pedagang di
kota!” sahut Rizal, membuat Dinbebe terheran-heran. Bagaiman mungkin
tetangganya ini yang sama – sama tukang perahu mendadak kaya?
Lalu Rizal bercerita tentang kisah keberuntungannya bertemu dengan
Kakek Tau yang hendak menyebrang sungai. Ketika Rizal menolongnya tanpa
mengharapkan imbalan, si Kakek justru menawarinya sekotak berlian. Rizal
yang terheran-heran menerimanya. Sekotak berlian asli pemberian Kakek
Tua itulah yang kemudian mengubah hidup Rizal, membuatnya sanggup
membeli rumah besar di kota.
Mendengar cerita Rizal, Dinbebe terkejut. Ia ingat, kejadian yang sama persis dialami enam bulan yang lalu! Hanya saja, ketika sang Kakek menawari sekotak berlian, Dinbebe justru menolaknya. Ia tidak percaya Kakek Tua yang miskin itu akan memberiya harta yang sangat berharga.
“Rizal, apakah Kakek Tua yang kau temui itu memakai baju compang
camping, syal hijau tua, dan punya tahi lalat di keningnya?” tanya
Dinbebe.
Rizal mengangguk. “Kau pernah bertemu
dengannya?”
Dinbebe tidak menyahut. Ia berlari dengan cepat meninggalkan Rizal yang
terbengong-bengong keheranan.
Rasa kecewa yang mengelagak dari dalam dada Dinbebe tidak bisa di
ungkapkan lagi dengan kata- kata. Ia berlari makin cepat…..terus makin
cepat menuju sungai, tempat pertemuannya dulu dengan Kakek Tua.
Alangkah senangnya Dinbebe ketika Kakek Tua itu ada di sana! Secercah
harapan meletup-letup dibatin Dinbebe. Mungkin saja hari ini adalah
hari keberuntungannya….
“Kek, apakah Kakek masih mengenal saya? Apakah sekotak berlian yang
dulu Kakek tawarkan itu masih boleh saya miliki?” tanya Dinbebe dengan
terengah-engah, saking bersemangatnya.
Sang Kakek menatapnya sebentar, lalu menjawab, “Bukankah dulu waktu
kutawari, kau bilang tidak menginginkanya?” Dinbebe gelagapan. ” Maaf
Kek, waktu itu aku menganggap kata-kata Kakek tidak serius. Sebenarnya
aku menginginkannya! Aku mau menerimanya! tapi saat itu aku…..aku taidak
percaya kalau Kakek sungguh-sungguh! Aku….malu mengakui keinginanku
didepan Kakek…..”
Dinbebe terpekur mendengar kata-kata Kakek Tua itu. Seharusnya dia
yang berhak mendapat berlian itu karena dialah yang pertama bertemu
dengan Kakek! Dialah yang pertama ditawari oleh Kakek! Tapi karena
kesalahannya sendirilah kesempatan itu akhirnya melayang dan justru
menjadi milik Rizal tetangganya.
Dinbebe menyesal karena tidak jujur mengakui bahwa sesungguhnya ia
menginginkan harta tersebut. Ia tidak percaya bahwa Kakek miskin
tersebut bisa mengubah hidupnya.
Ketika sekotak berlian itu sudah lewat begitu dekat di depan
matanya, ia sendiri yang menolaknya. Semua karena kesalahannya sendiri.
Sobat, ‘sekotak berlian’ itu sekarang ada didepan matamu. ‘Berlian’ ini adalah rahasia besar yang akan mengubahmu jadi bintang di sekolah. Jadi bintang disekolah adalah awal masa depan yang cemerlang. Selanjutnya, peluang-peluang berikutnya akan terus mengikutimu, dan masa depan sukses telah menantimu!
Jangan biarkan ‘berlian’ itu melayang dan menjadi milik orang lain!
Buang semua alasan yang mungkin menghalangi. Segera tangkap kesempatan
itu sekarang, atau nantinya kamu akan menyesal seperti Dinbebe!
Kesempatan emas itu mungkin hanya lewat satu kali saja dihadapanmu.
Ketika Dinbebe ditanya apakah ia mau sekotak berlian, Dinbebe menjawab “Saya tidak perlu berlian sebanyak itu…”. Diakhir cerita , ia menyesali kata-katanya yang tidak jujur.
Ketika Dinbebe ditanya apakah ia mau sekotak berlian, Dinbebe menjawab “Saya tidak perlu berlian sebanyak itu…”. Diakhir cerita , ia menyesali kata-katanya yang tidak jujur.
Bagaimana seandainya ada orang yang bertanya,”Apakah kamu mau jadi bintang di sekolah?”
Apakah kamu juga akan menjawab,” Saya tidak perlu jadi bintang di sekolah….?”
Kalau itu jawabanmu, kelak kamu akan menyesal seperi Dinbebe. Tidak peduli bagaimanapun keadaanmu saat ini, jangan tipu hati kecilmu sendiri! Jawablah dengan yakin dan mantap, ” YA! AKU MAU JADI BINTANG DI SEKOLAH!”
Apakah kamu juga akan menjawab,” Saya tidak perlu jadi bintang di sekolah….?”
Kalau itu jawabanmu, kelak kamu akan menyesal seperi Dinbebe. Tidak peduli bagaimanapun keadaanmu saat ini, jangan tipu hati kecilmu sendiri! Jawablah dengan yakin dan mantap, ” YA! AKU MAU JADI BINTANG DI SEKOLAH!”
Langkah berikutnya silahkan membaca blog tentang rahasia jadi bintang
sampai habis, yang berisi satu persatu rahasia-rahasia besar untuk
mencapai impianmu. Semua ditulis berdasarkan pengalaman para bintang
yang sudah sukses di dunianya masing-masing.
Mungkin kamu bertanya-tanya, “Apa rahasianya?”
Ternyata sama seperti para bintang yang lain, bukan otak dan bakat
yang menjadi keberhasilan. Tetapi ada formula rahasia di balik semua
prestasi tersebut. Dan kabar baiknya, rahasia ini dapat dipelajari dan
diperaktekan siapa pun !
Karena itu, kalian harus bersyukur karena termasuk dalam anak-anak
beruntung yang mempunyai kesempatan untuk mengetahui formula rahasia
ini. Kalau para bintang bisa, kitapun pasti bisa !
Jadi siapa yang mau jadi bintang
di sekolah? Jangan sia-siakan “berlian” yang telah dusodorkan tepat
didepanmu ini! Ayo cepat temukan kunci rahasia terpenting yang
tersembunyi dalam blog ini !
0 komentar:
Posting Komentar
Tiada rasa yang terasa sangat indah didengar kecuali kritik dan saran yang ingin saya dapat, terimakasih telah berkunjung di "Mari Ngeblog" !