Sabtu, 25 September 2010

Pilihan Kesempatan adalah Hidupmu

 Kesempatan datang hanya satu kali

Di sebuah desa dipinggir sungai, hiduplah dua orang miskin pemuda bernama Rizal dan Dinbebe. Keduanya bertetangga, dan sama-sama tinggal di gubuk yang sangat sederhana. Keduanya juga punya profesi yang sama, yaiyu sebagai tukang perahu.
Suatu hari, ketika sedang menunggu pelanggan dari dalam perahunya, Dinbebe melihat seorang kakek tua yang berdiri di pinggir sungai dengan wajah bingung. Dinbeb yang baik hati langsung merasa kasihan dan mendekati kakek tua .

“Ada yang bisa saya bantu, kek?” sapanya ramah. Dengan suara gemetar kakek tua menjawab, “ya, Anak muda. Aku ingin menyebrang sungai, tapi aku gak punya uang untuk menyewa perahu.”
Wajah Kakek Tua itu tampak sangat memelas. Pakainnya kumal, penuh tambalan di sana sini. Sebuah syal warna hijau tua yang sudah mulai memudar melingkar dilehernya.

“Kakek bisa naek perahu saya. Kakek tidak perlu membayar!” Kata Dinbeb dengan tulus.
Sang Kakek Tua mengucapkan terima kasih, dan cepat-cepat naik ke atas perahu. Sementara Dinbebe sibuk mengayuh perahunya, Kakek Tua itu mengajaknya bicara.
“Anak Muda, Apakah kau mau sekotak berlian?”                                                                                                                                                                                

Dinbebe tidak menanggapi pertanyaan si Kakek Tua itu dengan serius. Ia mengira Kakek Tua itu sedang bercanda. Tidak mungkin kakek yang miskin ini benar-benar menawarinya sekotak berlian. Klaupu benar, tidak mungkin barang semewah itu diberikan begitu saja padanya! Dinbebe tidak percaya kalau dirinya seberuntung itu.
“Ah, saya tidak perlu berlian sebanyak itu Kek…” sahutnya mengelak.
Si Kakkek Tua hanya mengangguk-ngangguk. Tak eram lama, sampailah di tempat tujuan. Kakek Tua itu sekali lagi mengucapkan terimakasih, kemudian pergi meninggalkan Dinbebe.

Enam bulan kemudian, penggalan kejadian tersebut sudah hampir menguap dari ingatan Dinbebe. Pagi itu, seperti biasa Dinbebe hendak berangkat bekerja ketika ia bertemu dengan tetangganya, Rizal.
“Hai,  Rizal! Kau tidak berangkat ke sungai pagi  ini"                                                                                    “Tidak, Dinbebe! Hari ini aku akan pindah ke kota. Aku sudah cukup banyak uang untuk mebeli rumah disana. Mulai hari ini, aku tidak perlu bekerja sebagai tukang perahu lagi. Aku aka menjadi seorang pedagang di kota!” sahut Rizal,  membuat Dinbebe terheran-heran. Bagaiman mungkin tetangganya ini yang sama – sama tukang perahu mendadak kaya?
Lalu Rizal bercerita tentang kisah keberuntungannya bertemu dengan Kakek Tau yang hendak menyebrang sungai. Ketika Rizal menolongnya tanpa mengharapkan imbalan, si Kakek justru menawarinya sekotak berlian. Rizal yang terheran-heran menerimanya. Sekotak berlian asli pemberian Kakek Tua itulah yang kemudian mengubah hidup Rizal, membuatnya sanggup membeli rumah besar di kota.

Mendengar cerita Rizal, Dinbebe terkejut. Ia ingat, kejadian yang sama persis dialami enam bulan yang lalu! Hanya saja, ketika sang Kakek menawari sekotak berlian, Dinbebe justru menolaknya. Ia tidak percaya Kakek Tua yang miskin itu akan memberiya harta yang sangat berharga.

“Rizal, apakah Kakek Tua yang kau temui itu memakai baju compang camping, syal hijau tua, dan punya tahi lalat di keningnya?” tanya Dinbebe.  Rizal mengangguk. “Kau pernah bertemu dengannya?”  Dinbebe tidak menyahut. Ia berlari dengan cepat meninggalkan Rizal yang terbengong-bengong keheranan.
Rasa kecewa yang mengelagak dari dalam dada Dinbebe tidak bisa di ungkapkan lagi dengan kata- kata. Ia berlari makin cepat…..terus makin cepat menuju sungai, tempat pertemuannya dulu dengan Kakek Tua.

Alangkah senangnya Dinbebe ketika Kakek Tua itu ada di sana! Secercah harapan meletup-letup dibatin Dinbebe. Mungkin saja hari ini adalah hari keberuntungannya….
“Kek, apakah Kakek masih mengenal saya? Apakah sekotak berlian yang dulu Kakek tawarkan itu masih boleh saya miliki?” tanya Dinbebe dengan terengah-engah, saking bersemangatnya.

Sang Kakek menatapnya sebentar, lalu menjawab, “Bukankah dulu waktu kutawari, kau bilang tidak menginginkanya?” Dinbebe gelagapan. ” Maaf Kek, waktu itu aku menganggap kata-kata Kakek tidak serius. Sebenarnya aku menginginkannya! Aku mau menerimanya! tapi saat itu aku…..aku taidak percaya kalau Kakek sungguh-sungguh! Aku….malu mengakui keinginanku didepan Kakek…..”

Dinbebe terpekur mendengar kata-kata Kakek Tua itu. Seharusnya dia yang berhak mendapat berlian itu karena dialah yang pertama bertemu dengan Kakek! Dialah yang pertama ditawari oleh Kakek! Tapi karena kesalahannya sendirilah kesempatan itu akhirnya melayang dan justru menjadi milik Rizal tetangganya.

Dinbebe menyesal karena tidak jujur mengakui bahwa sesungguhnya ia menginginkan harta tersebut. Ia tidak percaya bahwa Kakek miskin tersebut bisa mengubah hidupnya.
Ketika sekotak berlian itu sudah lewat  begitu dekat di depan matanya, ia sendiri yang menolaknya. Semua karena kesalahannya sendiri.

Sobat, ‘sekotak berlian’ itu sekarang ada didepan matamu. ‘Berlian’ ini adalah rahasia besar yang akan mengubahmu jadi bintang di sekolah. Jadi bintang disekolah adalah awal masa depan yang cemerlang. Selanjutnya, peluang-peluang berikutnya akan terus mengikutimu, dan masa depan sukses telah menantimu!

Jangan biarkan ‘berlian’ itu melayang dan menjadi milik orang lain! Buang semua alasan yang mungkin menghalangi. Segera tangkap kesempatan itu sekarang, atau nantinya kamu akan menyesal seperti Dinbebe! 

Kesempatan emas itu mungkin hanya lewat satu kali saja dihadapanmu.
Ketika Dinbebe ditanya apakah ia mau sekotak berlian, Dinbebe menjawab “Saya tidak perlu berlian sebanyak itu…”. Diakhir cerita , ia menyesali kata-katanya yang tidak jujur.

Bagaimana seandainya ada orang yang bertanya,”Apakah kamu mau jadi bintang di sekolah?”
Apakah kamu juga akan menjawab,” Saya tidak perlu jadi bintang di sekolah….?”
Kalau itu jawabanmu, kelak kamu akan menyesal seperi Dinbebe. Tidak peduli bagaimanapun keadaanmu saat ini, jangan tipu hati kecilmu sendiri! Jawablah dengan yakin dan mantap, ” YA! AKU MAU JADI BINTANG DI SEKOLAH!”

Langkah berikutnya silahkan membaca blog tentang rahasia jadi bintang sampai habis, yang berisi satu persatu rahasia-rahasia besar untuk mencapai impianmu. Semua ditulis berdasarkan pengalaman para bintang yang sudah sukses di dunianya masing-masing.

Mungkin kamu bertanya-tanya, “Apa rahasianya?”
Ternyata sama seperti para bintang yang lain, bukan otak dan bakat yang menjadi keberhasilan. Tetapi ada formula rahasia di balik semua prestasi tersebut. Dan kabar baiknya, rahasia ini dapat dipelajari dan diperaktekan siapa pun !

Karena itu, kalian harus bersyukur karena termasuk dalam anak-anak beruntung yang mempunyai kesempatan  untuk mengetahui formula rahasia ini. Kalau para bintang bisa, kitapun pasti bisa !

Jadi siapa yang mau jadi bintang di sekolah? Jangan sia-siakan “berlian” yang telah dusodorkan tepat didepanmu ini! Ayo cepat temukan kunci rahasia terpenting yang tersembunyi dalam blog ini !

0 komentar:

Posting Komentar

Tiada rasa yang terasa sangat indah didengar kecuali kritik dan saran yang ingin saya dapat, terimakasih telah berkunjung di "Mari Ngeblog" !