Selasa, 28 September 2010

Sikap Pada Kritikan Orang

Mindset 1 : Kata Orang Bukan Segalanya

Siaran televisi saat ini selalu di banjiri iklan, sinetron, maupu acara tv yang memajang artis-artis cantik bertubuh langsing. Akibatnya, banyak remaja putri yang mengidolakan  artis-artis tersebut. Mungkin kamu juga termasuk salah satunya?

Yang jelas, para remaja putri ini ingin memiliki bentuk tubuh yang ideal seperti idola mereka. Langsing dan tampak cantik di mata orang lain. Karena itu, banyak dari mereka yang langsung merasa kebingungan ketika mendenagar komentar dari orang lain,”Wah, kamu sekarang gendutan ya….”Biasanya mereka langsung masuk kamar, manghabiskan banyak waktu didepan cermin untuk mengamat-amati bentuk tubuhnya. Kemudian mengngguk-angguk, membenarkan kata-kata orang yang baru mereka dengar. Setelah itu, perjuangan keras menurunkan berat badan di mulai. Rasa lapar seringkali tidak dihiraukan, demia satu tujuan: dipandang cantik oleh orang lain.

Begitu pula dengan remaja putra, yang seketika kebakaran jenggot ketika mendengar olakan
teman-temannya, “Cebol…cebol!!”Setelah itu, karena merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri, meraka akan berusaha keras mencari cara untuk menambah tinggi badan, baik dengan olahraga maupun minum obat.Semua orang ingin mendapat pujian dari orang lain. Semua orang ingin tampak hebat di depan orang lain.

Hal tersebut wajar-wajar saja. Namun, bagaimana kalau pujian itu tidak kita dapatkan? Apa yang akan kita lakukan kalau justru kritikan, celaan atau ejekan yang kita terima? Mindset positif tidak menggantungkan jati diri kita pada kata-kata orang lain. Orang lain boleh berkata apapun tentang diri kita, tapi jangan sampai perkataan orang otu menjadi suatu nilai mutlak untuk menilai diri kita sendiri.

Ingat, kita tidak akan menjadi bodoh hanya karena orang lain mengatakan  kita bodoh. Kita hanya akan menjadi bodoh ketika kita mengatakan sendiri bahwa kita bodoh! Mari kita perhatikan ilustrasi kisah tentang seorang bernama Dinbebe dapat tugas menggambar, bagaimana dia harus bersikap tentang omongan di sekeliling dia.
Dinbebe kecil mendapat tugas menggambar dari gurunya. Dinbebe sangat senang menggambar. Ia pun memutuskan untuk menggambara kucing kesayangannya, Pussy.Selesai menggambar, ia menunjukan hasil gambarnya pada sahabatanya. “Menurutku agak aneh, ekornya terlalu pendek dan telinganya terlalu panjang,” kata sahabatnya.

Dinbebe berusaha memperbaiki gambarnya, kemudian menunjukan hasil gambarnya pada adikny. “Kurasa tidak mirip Pussy sama sekali. Matanya terlalu besar, dan tubuhnya terlalu kecil, Kak!” ujar adiknya.
Sekali lagi Dinbebe memperbaiki gambarnya, lalu memperlihatkan hasilnya sama kakaknya, “Oh, gambar itu? Jelek sekali! Kamu memang tidak berbakat menggambar! Gambarmu pasti mendapat nilai paling jelek dikelas! komentar kakaknya pedas.

Dinbebe kecewa sekali mendengar pendapat orang-orang tentang gambarnya. Mungkin Kakak memang benar, aku tidak berbakat menggambar, dan pasti dapat niali jelek, pikir Dinbebe sedih. Iapun menutup buku gambarnya, dan menyimpannya dalam tas.Ketika keesokan harinya Bu Guru meminta anak-anak untuk mengumpulkan hasil gambarnya, Dinbebe diam saja.

Bu Guru bertanya, ” Dinbebe, mana buku gambarmu?  Kamu sudah mengerjakan tugas gambarmu, kan?”Sudah, Bu Guru….” sahut Dinbebe sambil menuduk sedih. “Tapi saya tidak bisa menggambar….Kata orang -orang, gambar saya jelek sekali…”Kalau begitu, coba keluarkan hasil gambarmu, Ibu mau lihat,” kata Bu Guru.

Ragu-ragu, Dinbebe menarik keluar buku gambarnya dari dalam tas, dan menunjukannya pada Bu Guru. “Ibu pasti bilang gambarku jelek sekali kan?”Bu Guru mengamati karya Dinbebe sejenak. “Bagaimana, Bu? Ibu akan memberi saya nilai jelek ?” tanya Dinbebe.”Bagaimana menurut kamu sendiri, Din?” balas Bu Guru.  “Kata orang-orang….”Dinbebe kecil belum menyelesaiakan kalimatnya ketika Bu Guru denagan cepat memotong,”Bukan kata orang-orang, tapi kata kamu sendiri!Bagaimana?”

Menurut saya bagus, Bu….” jawab Dinbebe pelan.”Nah! Kalau kamu sendiri bilang gambarmu bagus, artinya gambarmu memang sungguh-sungguh bagus!” kata Bu Guru. Kemudian Bu Guru mengambil spidol merah, dan menulis angka “delapan” besar-besar diatas kertas gambar Dinbebe.
Nilai gambar yang tertinggi di kelas!Dalam mengejar cita-cita menjadi bintang, terlalu menggantungkan diri pada kata-kata orang bisa menjadi penghalang besar. Terutama bila perkataan orang lain itu bersifat negatif yang menghancurkan mental.

Ada seorang gadis yang bernama Hetty Widyawati yang sudah mampu menulis kode pemrograman komputer ketika masih duduk di bangku SLTP. Ia memang sangat menyukai bidang tersebut.Suatu ketika, Guru pemrograman komputer mengkritiknya. Meskipun Hetty sudah membuat sebuah program yang mampu berjalan sangat baik, Guru tersebut tidak menyukainya menggunakan jalan pintas.

Akibat kritik tersebut, minat Hetty pada pemrograman pun hilang. Lalu ia melanjutkan studi di
bidang rekreasi dan public relations, bidang yang sama sekali bertentangan denagn bakatnya yang luar biasa. Seorang calon pemrogrammer besar telah gagal memanfaatkan bakatnya. Namanya jadi tidak dikenal orang karena terlalu memusingkan komentar orang lain.

Tanggapan orang lain pada diri kita bisa bermacam-macam. Kita juga tidak akan mampu bisa memuaskan semua pihak. Komentar orang lain haris kita saring baik-baik. Kritik yang membangun harus kita terima dengan lapang dada untuk pengembangn diri ke arah yang lebih baik.
“Aku sudah berusaha memperbaiki kelemahanku, tapi selalu gagal. Bagaimana dong ?”

Nah, menghadapi situasi semacam itu ada 2 (dua) hal yang perlu kamu pertimbangkan :
1. Apakah kelemahanku itu merupakan sesuatu yang bisa diubah atau tidak?
2. Apakah kelemahanku itu merupakan sebuah prioritas untuk diperbaiki?
1. Apakah kelemahanku itu merupakan sesuatu yang bisa diubah atau tidak ?
Kalau kelemahanmu sesutau yang tidak bisa diubah, kamu harus bisa berbesar hati untuk menerimanya. Bukannya tidak mungkin hal yang dibilang orang sebagai ” kelemahan” tersebut judteru bisa kamu manfaatkan menjadi “nilai lebihmu”. Hanya saja syaratnya kanu harus menerima dirimu apa adanya. Just enjoy yourself !

Contohnya, Tukul Arwana, pembawa acara yang sangat terkenal di televisi. Kamu setuj kan jika saya bilang bentuk fisiknya jauh dari “tampan”?. Banyak orang orag bilang, gaya bicara dan pembawaannya “kampungan”. Tapi ia bisa menerima dirinya apa adanya dan memikmati keberadaannya sehingga hal tersebut menjadi ciri khas Tukul Arwana yang membuatnya dibayar mahal sebagai presenter. Apa yang sebelumnya dikatakan orang sebagai “kelemahan” telah diubahnya menjadi “kelebihan”, sehingga tidak heran ia menjadi tokoh inspiratif bagi orang lain  yang from nobody to sombody !

Nah, sebaliknya, kalu kelemahan kamu itu merupakan sesuatu yang bisa diubah, kamu haru memiliki keberanian untuk merubahnya. Contohnya, ketika orang mengatakan kamu “pemalas”, artinya kamu harus instropeksi diri dan cepat-cepat memperbaikinya. Kebiasaan malas pasti bisa diubah, hanya tergantung kemauan saja.
Perlu kepekaan untuk bisa membedakan hal mana yang bisa diubah atau tidak.

2. Apakah kelemahanku itu merupakan sebuah prioritas untuk diperbaiki ?
Misalnya, seorang teman mengejek kamu jerawatan. Kmau sudah mencoba semua obat jerawat, tapi gundukan-gundukan kecil itu tetap memenuhi wajahmu. Kamu jadi tambah kesal dan stress, bahkan mengaikan latihan basket demi konsultasi ke dokter jerawat.
Wah, kalau itu yang terjadi, ruginya jadi dobel!
 
- Pertama, stress bisa membuat jerawatmu justru makin bertambah.
- Kedua, kesempatan diangkat jadi pemain inti hilang melayang gara-gara kamu lebih mementingakn urusan jerawat.
 
Mulai sekarang, selalu pikirkan dulu dengan kepala dingin. Apakah kelemahan ini merupakan suatu prioritas untuk diperbaiki? Adakah hal lain yang lebih penting untuk dikembangkan? Daripada berfokus pada kekuranganmu, lebih baik gali dan manfaatkan kelebihanmu!
 
Intinya, harus diingat bahwa pendapat orang itu tidak boleh menjadi nilai absolut harga diri kita. Pendapat orang tidak selalu benar. Daripada mempercayakan jati diri kita pada pendapat orang mereka, mengapa tidak belajar mempaercayai pendapat sendiri? Tidak ada yang lebih mengenli kita selain kita sendiri, bukan?
 
Terus simak kategori rahasia menjadi bintang sekolah ini, kita akan belajar hal-hal luar biasa apa yang sebenarnya bisa kita lakukan untuk menjadi bintang di sekolah. Kamu pasti terkejut menyadari potensi besar yang akan tersingkap kalau saja kamu lebih percaya pada diri sendiri dan fokus pada kelebihanmu!
 
Untuk di renungkan : :
1. Apa saja komentar orang tentang dirimu yang pernah kamu dengar?
2. Dari semua pendapat orang itu,mana yang termasuk kategori bisa dirubah?
3. Dari semua kategori “bisa dirubah”, urutkan dari prioritas tertinggi ke terendah!
Prioritas tertinggi:
1…
2…
3…

0 komentar:

Posting Komentar

Tiada rasa yang terasa sangat indah didengar kecuali kritik dan saran yang ingin saya dapat, terimakasih telah berkunjung di "Mari Ngeblog" !